Episode positif di babak 8 besar telah dilalui. Eduard Ivakdalam dkk masih akan dihadapkan dengan babak semifinal di Senayan. Perjalanan belum mencapai dermaga akhir. Tantangan masih akan menjemput di depan mata. Dengan tetap menjunjung tinggi Fair Play, PERSIPURA akan tetap cintai publik sepakbola.
Belakangan insan sepakbola dikejutkan kembali dengan aksi supporter yang anarkis, keputusan wasit yang kontroversial, perilaku pemain yang tidak terpuji, ketidaksiagapan panitia pelaksana pertandingan, dan masih banyak lagi hal-hal yang menjadi PR (Pekerjaan Rumah) tentunya. Topik ini menjadi pembahasan istimewa selama babak 8 besar berlangsung. Suka atau tidak suka, inilah sepakbola Indonesia. Kapan sepakbola Indonesia bisa seperti Liga Inggris (Premiere League) atau liga-liga eropa lainnya?
Dukungan buat PERSIPURA adalah sebuah semangat yang begitu dasyat. Publik sepakbola seakan menanti-nantikan PERSIPURA berlaga. Pemerhati sepakbola tidak ingin ada kerusuhan sebelum, selama dan sesudah pertandingan berlangsung. Menang kalah bukanlah mimpi yang terbeli. Namun mengharumkan nama sepakbola Indonesia adalah keinginan insan sepakbola Indonesia. PERSIPURA adalah bagian dari ini semua. Bermainlah yang cantik dan junjung tinggi sportifitas. Melajulah laksana busur-busur kalawai. Dukungan masyarakat Papua takkan pernah mati untuk PERSIPURA.
BRAVO PERSIPURA.