Selasa, 12 Februari 2008

MAYORITAS YANG MENJADI MINORITAS

Berkaca pada komunitas yang majemuk, terdapat didalamnya komunitas dengan label mayoritas dan minoritas. Komunitas ini berasal dari pengelompokkan atas unsur kesukuan/etnis, keagamaan, kegemaran /hobby, cara pandang, pekerjaan, strata sosial, dan lain-lain yang merujuk pada suatu kondisi yang diinginkan dari komunitas itu sendiri.
Keterlibatan komunitas pada pembangunan nasional memberi warna tersendiri dalam upaya mencapai pembangunan yang lebih berorientasi kepada masyarakat. Dengan begitu, pembangunan menjadi milik masyarakat dalam arti yang sesungguhnya bisa dicapai.

Belakangan ini, banyak tersiar di media tentang amuk massa akibat proses PILKADA, sekolompok orang mengamuk tatkala di sekitar mereka ada aliran-aliran keagamaan yang menyesatkan, mahasiswa bentrok dengan pajabat kampus, demonstran adu kekuatan dengan aparat, dan masih banyak lagi kejadian serupa. Ada apa ini? Siapa yang berkepentingan didalamnya? Buntut-buntutnya, rakyat yang dijadikan korban. Dan lagi-lagi komunitas mayoritas menjadi tercerai-berai sehingga menjadi komunitas minoritas.
Apa yang mau diperjuangkan dengan kondisi seperti ini?

Lagi-lagi masyarakat kita masih harus banyak belajar. Ketertinggalan merupakan modal untuk mencapai kemajuan terlebih menyangkut kemajuan bangsa ini. Bukan kerusuhan yang diinginkan masyarakat melainkan persatuan yang erat. Bukan kemunculan individu yang menyuarakan satu suara melainkan sekumpulan kelompok (komunitas) yang meyuarakan satu suara yakni bersatu untuk kemajuan bangsa.

Tidak ada komentar: